Tuesday, September 25, 2012

Purnama Murung

bukan semua kata dapat ditafsirkan rasa dan cinta
bukan semua situasi dapat digarapkan jadi sebuah puisi
hiba tawa bukan aku yang tentukan
datang dan pergi bukan aku yang jangkakan perjalanan ini..
jadi tunggu dan baca apa yang ada di akal ini

datang aku pada kamu bawa tawa tapi akhir ini
ya
akhir-akhir ini mengapa hiba yang aku rasa diembun pagi
dingin yang membawa bersama kekosongan
sepi juga menemani dalam konteks kehilangan
bicara melankolik yang memualkan lohong tekak
butir mutiara tawar dan hambar memenuhi bening jiwa
jatuh dan berderai sama seperti kecainya jiwa hati

terlalu hiba
hingga tersekat taipan butir huruf dan bercelaru susun kata yang mudah
asyik dengan kekeliruan hingga tanpa duga menyedari
di khalayak ramai aku kehilanganmu lagi
kesekian kali
dan meratap tangis agar kau kembali

mana mungkin kembalinya manusia yang terhebat
dan disayangi dia yang sempurna
ritorik sebuah fenomena bagi dia yang menentukan segalanya
lalu ratap tangis aku dibiar sepi
doa kali terakhir jangan ada lagi yang terhebat diambil
bukan tidak dihargai
hanya jauh dan mampu pandang saja

pergi kali ini aku redha seperti biasa saat kau ambil sama mereka dulu
yang tinggalkan aku kenangan abadi utuh dan hiba
redha dan pasrah
hidup tawanya entah bila....

inspirasi: buat mereka yang terhebat dimana saja yang pergi tanpa duga
ALFATIHAH

No comments:

Post a Comment